aku terdiam di kala hujan. merasakan dinginnya hujan. sendiri..... berdiri.... berlindung dibawah payung. sepi.... dingin... lelah..... aku berlari memasuki kafe. kafe yang akhirnya menjadi kafe kenangan. aku. kamu. hujan. kafe.....
hujan, kopi, kampus....., kamu. kamu yang kulihat diantara kepulan hangat kopi. kamu yang kulihat diantara kerumunan orang yang meneduh. kerumunan orang yang tertawa dan berkumpul dalam kebahagiaan. kamu yang begitu dekat...... dan kamu yang memancarkan kehangatan di kala hujan siang itu.
aku rasa, kafe itu kenangan kita. kafe yang sering ku kunjungi hanya untuk melihatmu. kamu yang pertama kulihat dan hatiku merasa. entah apa itu. aku tak paham dengan rasa yang ada dalam hatiku kala itu. tapi..... ketika aku melintasi kafe itu setiap hari, mata ini pasti mencari...... mencari dimana keberadaanmu... mencari senyum dan lesung manis di kedua pipi itu. pun telinga ini ingin sekali mendengar gelak tawamu. saat itu aku bertanya..... inikah cinta?
ketika ku yakin dalam hati ini memang ada cinta untukmu, ku dengar kabar burung yang menyakitkan. kau mempunyai rasa untuk seseorang. aku tau dia. aku tau wanita itu. dia seseorang yang kukenal. oh, ternyata kau menyukai wanita yang seperti itu. dia baik. dia cantik. pun lebih indah daripada ku. ku sadar itu. tapi apakah harus seperti itu?
oh jangan salah, aku juga mempunyai yang lain. seseorang menarik perhatian ku. seseorang lain yang tidak jauh darimu. tapi tetap.... tetap kamu selalu kuperhatikan..... kamu selalu ada di pojok ruang tersendiri hatiku....
aku berusaha melupakanmu. aku berusaha menghilangkan bayangmu itu. tapi setelah bayangmu mulai menghilang, kabar itu sampai lagi di telingaku..... kau tidak lagi menyukainya dan wanita itu sudah bahagia dengan yang lain. setahun..... setahun aku merasakan seseorang di hatiku dan kau yang tetap bersemayam di pojok lain hatiku. ketika mendengar kabar itu, aku bingung sesungguhnya. senang? bahagia? sedih akan kesedihanmu? aku senang. aku bahagia. tidak munafik, aku kembali membiarkan kau memasuki pikiranku lebih lagi. ku biarkan mataku mencari sosokmu di antara kerumunan yang lain dan di antara kepulan uap kopi hangat. ku biarkan telinga ini ikut mencari suara tawamu. rasa ini semakin kuat? ku rasa..... ya.
hey ternyata kita bertemu lagi! dalam hujan pula! rasa dalam hatiku ini semakin besar ketika melihatmu.... di kafe kita.... di hujan kita. duh sombong sekali aku mengatakan hujan kita! kau jelas bukan milikku. tetapi aku merasa.... atau ingin?.... kau menjadi milikku. mimpikah? akankah? sebenarnya, bermimpi untuk bersanding di sampingmu pun aku tak berani. terlalu tinggi. terlalu jauh...... berangan untuk duduk bersanding denganmu di bangku kafe itu..... bercengkarama berbagi kasih.... aku tak bisa. terlalu takut untuk membayangkan, untuk mengimajinasikan hal itu..... tetapi hujan kembali mempersatukan kita. aku yang kala itu berlindung kembali dari basahnya hujan.... dinginnya hujan dan duduk di kafe itu. aku melihatmu! lagi! kau yang sedang mencoba menghangatkan diri dengan rokok yang mengepul di antara jari-jari tangan kirimu. kau yang terlihat sedingin hujan pun seindah hujan. kau yang menghangatkan ku dengan senyum itu. bagiku, waktu seolah diputar kembali. ke awal pertama aku melihatmu dan memperhatikanmu.
Dalam kesyahduan hujan. dalam dinginnya hujan. dalam indahnya hujan. kita bertemu. aku melihatmu dan aku berharap, kau melihatku. suatu saat. sebelum kau meninggalkan kampus kita. meninggalkan kafe kita. meninggalkan kenangan akan dirimu. aku yang berharap ketika hujan. aku yang mengingatmu di setiap rintik hujan. aku yang mengingatmu di setiap kepulan uap kopi. hanya berharap dan berharap kau akan melihatku dan kita bisa berbagi kasih bersama.... dalam romantisme hujan di kehangatan kafe kita....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar